Jumat, 08 Februari 2013

Napabale, Beauty Muna Island (Danau Napabale, Keelokan Pulau Muna)

 

Muna - Cantiknya Danau Napabale.  Itulah secuil gambaran keindahan yang disajikan danau alam yang menjadi salah satu andalan pariwisata di Pulau Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra) ini. Danau yang terletak sekitar 15 kilometer di arah selatan Raha, ibu kota Kabupaten Muna, tepatnya berada di Desa Lohia, Kecamatan Lohia.

 

Dari ibu kota Sultra, Kendari, perjalanan ke Raha bisa ditempuh dengan kapal cepat selama tiga jam. Namun, dari Kota Bau-Bau, Raha bisa juga dicapai lebih kurang dua jam. Tiba di Raha, perjalanan menuju Danau Napabale dapat dilanjutkan dengan angkutan umum atau ojek motor sekitar 30 menit. Kondisi jalan aspalnya relatif mulus.

 

Danau Napabale yang dalam bahasa setempat berarti pantai janur merupakan danau berair asin. Rasa asin di air danau itu berasal dari air laut yang terhubung dengan Selat Buton, melalui goa sepanjang 30 meter di sisi timur danau.

 

Pada saat air laut surut, pagi atau sore hari, goa itu juga bisa dimanfaatkan seperti terowongan bagi perahu kecil wisata untuk menuju ke Selat Buton atau sebaliknya. Namun, jangan coba-coba jika air laut pasang. Goa tersebut akan tenggelam. Di bagian pesisir Selat Buton itu, pemandangan pasir putih dan karang jadi suguhan utamanya. Dari situ, Pulau Buton yang bertetangga dengan Pulau Muna terlihat jelas. Di danau seluas lebih kurang 6 hektar itu, berbagai aktivitas bisa dilakukan. Sebut saja mulai dari berenang, snorkeling, menyelam, memancing, berperahu, hingga sekadar menikmati makan siang di pondok atau gazebo sambil menikmati panorama alam.

 

Tempat favorit

Pada akhir pekan atau hari-hari libur nasional, danau ini memang ramai dikunjungi turis. Sebagai lokasi favorit, Napabale pun menjadi objek wisata yang jarang dilewatkan turis domestik ataupun mancanegara jika berkunjung ke Muna.

 

”Musim kunjungan paling ramai biasanya saat libur Lebaran,” kata Kepala Desa Lohia, La Ode M Dalil, baru-baru ini. Sebab itu, penduduk di sekitar danau tak akan melewatkan momen ini. Untuk menambah penghasilan, warga membuka lapak untuk menjual makanan serta minuman atau menyewakan jasa perahu.

La Ode Damrin (28), salah seorang warga Lohia, ikut membantu pamannya mengoperasikan jasa perahu wisata di Napabale. Yang disebut perahu wisata adalah dua sampan kecil nelayan yang diikat menjadi satu dan digerakkan dengan dayung atau mesin. Perahu wisata Tarifnya Rp 3.000-Rp 5.000 per orang untuk sekali antar ke salah satu titik di sekeliling danau. Adapun ongkos sewa perahu hingga ke pasir putih, di salah satu sisi Selat Buton, sebesar Rp 50.000.Penghasilan Damrin cukup besar jika hari libur.


Festival

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Muna, Nursina Taeda mengatakan, Danau Napabale merupakan salah satu obyek wisata andalan yang masih terus dikembangkan. Salah satu upaya mempromosikan danau itu dengan menggelar Festival Napabale, yang pernah diselenggarakan pada Desember tahun lalu. Pada festival ini, selama dua hari, berbagai acara diadakan. Di antaranya, lomba panjat pinang di atas danau, festival kuliner, hingga pemilihan Putri Napabale yang diikuti perwakilan seluruh kecamatan di Kabupaten Muna.

 

Selain bisa menikmati kawasan Danau Napabale dan pantai di Selat Buton di balik goa, pengunjung juga diberi alternatif melihat obyek wisata lainnya. Tak jauh dari Danau Napabale, yang masih terletak di wilayah Kecamatan Lohia, terdapat juga lokasi yang tak kalah menarik untuk dikunjungi. Lokasi itu ialah Desa Liang Kabori. Di desa itu terdapat situs goa-goa prasejarah yang merupakan sisa peradaban manusia di masa lampau. Pengunjung bisa melihat jejak peninggalan berupa lukisan-lukisan di dinding goa. Diperkirakan lukisan tersebut berusia ratusan hingga ribuan tahun. Nah, jika Anda kebetulan berkunjung ke Muna, jangan sampai pesona Danau Napabale yang molek dilewatkan.

 

(sumber: kompas.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar