Jumat, 08 Februari 2013

Original Batik Cultural Heritage of Indonesia (Batik Warisan Budaya Asli dari Indonesia)


SEJARAH BATIK DI INDONESIA (History of Batik In Indonesia)




Sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerjaan Solo dan Yogyakarta.

        Jadi kesenian batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerjaan Majapahit dan terus berkembang kepada kerajaan dan raja-raja berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia kesatu habis atau sekitar tahun 1920. Adapun kaitan dengan penyebaran ajaran Islam. Banyak daerah-daerah pusat perbatikan di Jawa adalah daerah-daerah santri dan kemudian Batik menjadi alat perjaungan ekonomi oleh tokoh-tokoh pedangan Muslim melawan perekonomian Belanda.

        Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluaga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.

        Lama-lama kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga kraton, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria. Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri.

        Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai tediri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanahlumpur.

        Jaman MajapahitBatik yang telah menjadi kebudayaan di kerajaan Majahit, pat ditelusuri di daerah Mojokerto dan Tulung Agung. Mojoketo adalah daerah yang erat hubungannya dengan kerajaan Majapahit semasa dahulu dan asal nama Majokerto ada hubungannya dengan Majapahit. Kaitannya dengan perkembangan batik asal Majapahit berkembang di Tulung Agung adalah riwayat perkembangan pembatikan didaerah ini, dapat digali dari peninggalan di zaman kerajaan Majapahit. Pada waktu itu daerah Tulungagung yang sebagian terdiri dari rawa-rawa dalam sejarah terkenal dengan nama daerah Bonorowo, yang pada saat bekembangnya Majapahit daerah itu dikuasai oleh seorang yang benama Adipati Kalang, dan tidak mau tunduk kepada kerajaan Majapahit.

        Diceritakan bahwa dalam aksi polisionil yang dilancarkan oleh Majapahati, Adipati Kalang tewas dalam pertempuran yang konon dikabarkan disekitar desa yang sekarang bernama Kalangbret. Demikianlah maka petugas-petugas tentara dan keluara kerajaan Majapahit yang menetap dan tinggal diwilayah Bonorowo atau yang sekarang bernama Tulungagung antara lain juga membawa kesenian membuat batik asli.



UNESCO Akui Batik Indonesia Sebagai Warisan Dunia (Admit UNESCO as a World Heritage Batik Indonesia)


Pengakuan batik Indonesia oleh Lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang membawahi masalah kebudayaan, UNESCO sebagai salah satu warisan dunia membuat kebanggaan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Pengukuhannya akan secara resmi dilakukan pada 2 Oktober 2009 mendatang di Prancis.


Ditengah maraknya pengakuan oleh bangsa lain terhadap budaya asli Indonesia, berita pengakuan batik Indonesia sebagai warisan dunia bisa menjadi kado istimewa untuk bangsa Indonesia. Batik memang identik dengan Indonesia, tetapi bukan berarti negara lain tidak bisa memproduksinya. Negara-negara seperti Malaysia, Singapura, bahkan China juga memproduksi batik dengan motif yang cukup beragam. Walau demikian ternyata tidak membuat pengakuan dunia internasional terkait batik Indonesia memudar.


Jenis batik yang akan dikukuhkan sebagai World Heritage adalah batik tulis dan bukan batik printing. Pasalnya, jenis batik printing juga diproduksi di beberapa negara lain. Batik tulis memang hanya diproduksi di Indonesia.


Untuk bati tulis ini, proses pembuatan biasanya dilakukan secara tradisional dengan menggunakan canting. Proses pewarnaannya memakan waktu cukup lama. Rupanya, proses ini membuat corak dan kualitas batik tulis sangat istimewa. Harga batik tulis  lebih mahal bila dibandingkan dengan batik cetak atau printing. Diperlukan keahlian khusus dalam proses pembuatan jenis batik tulis ini.


Menurut beberapa sumber, ada beberapa corak batik tulis yang hanya diperuntukkan untuk kalangan kerajaan Jawa. Bahkan, dalam pembuatannya tidak bisa dilakukan oleh orang sembarangan. Hal itu terkait filosofi dan status sosial dari si pemakai. Batik bagi masyarakat Jawa, memang bukan hanya sebuah kain bercorak, tetapi juga penggambaran filosofi kehidupan dan warisan budaya leluhur yang harus dijaga.


Beberapa waktu lalu, The global review mendapat himbauan dari kolega di Sekretariat Negara Republik Indonesia. Melalui pesan singkat SMS yang diterima, berbunyi ”Yth Teman-teman; untuk diketahui bahwa pada tanggal 2 Oktober, UNESCO akan mengukuhkan  BATIK Indoensia sebagai Warisan Budaya Dunia Asli Indonesia (World Heritage). Jika kita merasa sebagai Bangsa dan mencitai Indonesia, mari kita pakai baju batik pada tanggal 2 Oktober (Let’s wear Batik on Oct 2nd).”

 

Gambar: Batik Motif Parang Rusak Barong

yang sering dipakai para Raja Mataram

(Batik Motif Parang Rusak Barong was often used by the King of Mataram)

 



 (sumber: situs pesona batik dan theglobal-review.com)

 

1 komentar:

  1. kita juga punya nih artikel mengenai topik yang kalian bahas sekarang, silahkan dikunjungi dan dibaca , berikut linknya
    klik di sini untuk download
    trimakasih

    BalasHapus