Sekarang, sintren biasanya digelar pada upacara pernikahan/hajatan atau
upacara laut. Tidak hanya di Cirebon, sintren juga dapat ditemui di
daerah-daerah pesisir lainnya, seperti Pamanukan, Indramayu,
Majalengka, dan Kuningan bahkan di berbagai wilayah di Jawa. Bahkan sintren juga bisa ditemui di
Pekalongan, Tegal, dan Batang, Jawa Tengah. Belakangan, kesenian ini
jarang ditemui, bahkan di tempat lahirnya sekalipun. Seperti halnya
kesenian tradisional lain, sintren mulai tersisih oleh bentuk kesenian
dan hiburan modern. Lalu, apakah kita membiarkan begitu saja kesenian
tradisional yang menyejarah ini punah? Bukankah sintren merupakan salah
satu kekayaan budaya kita?
Semoga kesenian sintren ini bisa terus dilestarikan sebagai kesenian asli Indonesia, agar kelak bisa terus disaksikan oleh anak cucu kita.
"Hopefully this Sintren art can continue to be preserved as an original
Indonesian art , that in the future can continue to be seen by children and
grandchildren."
amin...
(sumber: kompasiana.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar